Kamis, 18 April 2013

ALASAN JOMBLO ITU MENYEDIHKAN



Kalau ada yang bisa saya simpulkan setelah  lebih dari 1tahun menjomblo adalah jadi jomblo itu menyedihkan. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa menjadi jomblo itu menyenangkan. Bisa fokus sama hobi, lebih hemat, tidak perlu memikirkan problem pacar dan lain-lain. Tapi  menurut saya lama lama jomblo itu menyedihkan
Sejujurnya, kejombloan saya bukan karena pilihan, tetapi karena keadaan. Surat cinta keduapuluh yang saya kirim ke emailnya briptu dara belum dibalas-balas juga. Isinya simpel sih.
“I love you briptu Dara insani. Aku ingin kau menjadi ibu dari anak anak kita nanti~”
With <3,
Your darling


Ohh briptu Dara
Kau sangat cantik ~
Aku laki-laki Anda dan Anda wanita saya ~
Bersama-sama, sayangku, kau dan aku ~
Akan membuktikan bahwa cinta tidak akan pernah mati

Anyway, saya berusaha untuk lepas dari kejombloan saya dan mencari tambatan hati walaupun sampai sejauh ini belum berhasil. Tapi sisi positifnya sih, saya jadi punya banyak teman cewek.
“Uhm… Sori ya Wil…Aku lebih nyaman kalau kita temenan aja”. Yay! Dapet teman lagi!
Begitulah nasib. Kata orang, masih banyak ikan di laut. Mungkin selama ini saya mancingnya di laut yang ketumpahan minyak.
Yah, sudahlah. Moving on. alasan jadi jomblo itu menyedihkan adalah:

1. Setiap lawan jenis adalah calon pasangan hidup
Seringkali kalau berkenalan dengan cewek, terutama yang perfect, ada pertanyaan yang mampir di kepala. “Dapatkah aku memilikinya?”. Alhasil, saya langsung berusaha untuk tidak mempermalukan diri dengan cara diam-diam saja. Ini merupakan reaksi otomatis. Tidak dapat dihindari.
Hal ini tidak terjadi ketika dulu saat saya punya pacar. Tidak perlu menjaga image. Sepertinya saat in relationship, saya punya rasa percaya diri yang berlebihan. Saya sudah laku. Jangan aku digoda, wahai wanita.
Saya lebih nyaman berinteraksi dengan lawan jenis saat saya sudah punya pacar. . Tidak perlu membuat mereka terkesima. Memang sih, sekarang ini ada beberapa teman cewek yang dengannya saya bisa langsung nyetel. Tapi kebanyakan adalah mereka yang sudah punya pacar.

Lagipula, saat jadi jomblo, sewaktu nganggur dan pikiran sedang santai, saya malah sering melamun punya pacar. Akhirnya IP anjlok. Karena IP anjlok,lama lama di DO universitas. Karena di DO, gak bisa kerja, Karena gak bisa kerja, nganggur, Karena nganggur, ngerampok. Karena ngerampok, dipenjara. Sewaktu di penjara, terpaksa rajin olahraga supaya bisa membela diri kalau mau disodomi. Inilah resiko jadi jomblo.

2. Melakukan hal-hal yang mustahil dilakukan sendiri
    banyak hal yang tidak selayaknya dilakukan seorang diri. Contohnya : piknik, nonton kembang api,nonton di bioskop, jalan-jalan di taman, dll.

3. Bosan dengan hobi saya
Memang sih, jadi jomblo berarti punya lebih banyak waktu untuk hobi kita. Tapi ada saatnya bosan dengan hobi yang itu-itu saja. Saya perlu menekuni  hal-hal baru. Hal yang harus saya alami untuk kemudian saya sukai. Waktu saya punya pacar, saya dikenalkan dengan berbagai hal baru yang merupakan hobinya. Dia suka hal-hal yang berbau Jepang. Mulai dari manga-manga yang dibaca dari kanan ke kiri, lagu-lagunya, dan lain-lain. Inilah pemirsa saat saya mulai menyukai manga yang fenomenal yaitu Naruto :p
Akhirnya saya ingin memperkaya vocabulary bahasa Jepang saya selain yamette, kimochi dan iku. Eits, jangan otak mesum dulu. Saya dulu SMA belajar bahasa Jepang satu semester. Jadi masih ingat kata-kata itu. Bukan karena you-know-why. Buktinya ini masih bisa:
- Hajimemashite. Watashi wa Wilidanu desu. Douzo Yoroshiku. Watashi wa mainichi 8 ji ni okimasu. (Halo. Nama saya wildan. Salam kenal. Saya setiap hari bangun jam 8 –Ga nyambung sih. Habis ingatnya cuma itu.)
- Koko wo massugu itte kudasai (Dari sini lurus terus), kado wo, migi ni magatte kudasai (kemudian, belok kanan). Ano…ano… Hanaya ada di sebelah post office. (Saya dulu nilainya pas-pasan bray ^_^)
4. Ada yang memperhatikan
Saya suka kalau ada yang nanya, “Ngapain aja hari ini?” Ada yang perhatian, ada yang nanya “Sudah makan belum”, ada yang membelikan kado saat ulang tahun. Selain itu juga, pacar bisa jadi teman curhat. Memang sih, teman juga bisa jadi tempat curhat. Tapi saya suka tidak_enak-an. Jangan-jangan teman saya sedang sibuk dan curhat saya malah mengganggu. Akhirnya saya tidak jadi curhat atau curhat tidak tuntas yang mana lebih mengganjal bila dibandingkan dengan BAB tidak tuntas.
Tidak demikian halnya dengan pacar. Bersama pacar, ada suatu komitmen. Kami bersama-sama ini. Masalahq adalah masalahmu juga.. Dia dan saya harus mendengarkan masalah satu sama lain seberapapun konyolnya.
5. Semua teman-teman saya yang melakukannya..
Baru saja di facebook, teman saya ada yang meng-update statusnya menjadi “in relationship”. Beberapa bahkan sudah “married”. Sepertinya orang-orang sudah melanjutkan hidup mereka sementara aku masih terjebak sebagai pria lajang pemarah..
Apalagi kalau pasangan malah chat di status. Ih norak amat sih. Padahal karena iri :(
Jadi, demikianlah adanya, hal-hal yang menyebabkan menjadi jomblo itu menyedihkan bray T_T